Bagi warga Desa Mororejo Mlonggo kehadiran pusat hiburan malam dikawasan pantai Pungkruk lebih merugikan daripada menguntungkan.
Warga sering khawatir karena pengunjung kafe dan karaoke tersebut sering mabuk sehingga membuat gaduh dan tak jarang terjadi perkelahian .
Temon, warga Mororejo yang juga sebagai linmas menjelaskan, warga Mororejo sering khawatir jika hari sudah mulai malam . Menurutnya jalan desa selalu ramai oleh kendaraan hingga tengah malam. Kendaraan keluar masuk menuju Pantai Pungkruk .
” Sering juga pengendara membunyikan klakson dan menginjak gas sekencang kencangnya sehingga membuat warga terganggu tidurnya. Mereka juga berteriak teriak dan tertawa keras. Tak jarang pula terjadi perkelahian, ungkapnya Sabtu (27/09) .
Temon yang sering ikut razia yang dilakukan kepolisian di tempat hiburan itu menerangkan, kerugian lain yang dialami warga adalah tercorengnya nama desa. . Pungkruk yang menjadi bagian dari desa Mororejo lebih terkenal sebagai kawasan tak bermoral dan salah satu pusat penyebaran penyakit menular seksual.
” Saya berharap komitmen dari Pemkab dan beberapa Ormas agar pingkruk dikembalikan fungsinya sebagai pusat wisata dan kuliner laut , sebagaimana janji wakil Bupati dalam acara Pungkruk Bersholawat seminggu yang lalu ,” pintanya .
Sementara itu Dokter Fitrin Miadianti , kepala Puskesmas Mlonggo menjelaskan, kawasan sekitar pantai Pungkruk memang menjadi salah satu tempat tujuan program penanganan Infeksi Menulat Seksual (IMS) oleh Puskesmas Mlonggo .
” Kami mendatangi tempat tempat hiburan dinujung utara desa Mororejo tersebut secara rutin untuk memeriksa apakah ada diantara mereka yang mengidap IMS atau bahkan HIV/AIDS . Beberapa kasus IMS , kami temukan disana. Bagi yang positif terinfeksi, kami larang untuk bekerja sementara waktu hingga sembuh,” tandasnya .
Ketua GP Anshor Jepara Muhammad Kholil berharap agar seluruh lapisan masyarakat bekerja sama membangun kembali Pungkruk, agar tidak selalu dikenal sebagai tempat maksiat. Pengembalian citra pungkruk yang selama sepuluh tahun terakhir tercoreng perlu tindakan dari pemkab dan masyarakat.
” Kami ingin orang datang ke Pungkruk bukan karena ingin berkaraoke, tapi karena ingin menikmati keindahan, pantai dan makanan khas pesisir,” paparnya . ( SM )