JEPARA – Syarifuddin Tanzil berkomitmen membantu pengusaha UMKM mebel dari Kabupaten Jepara untuk perluasan pemasaran. Hal ini ia ungkapkan usai mengunjungi tempat produksi mebel milik Anto, warga Desa Bantrung, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara. Menurutnya, pelaku UMKM di bidang furniture itu pemasarannya masih di tingkat lokal. Sehingga ketika kondisi pasar dalam negeri lesu, mereka juga terkena imbasnya.
Tanzil menuturkan kondisi pasar lesu bisa dihadapi dengan pemasaran yang lebih luas. Jangkauan calon pembeli tidak lagi berasal dari dalam negeri tetapi juga dari seluruh dunia. Sehingga pelaku UMKM mebel Jepara ini memasarkan produknya ke mancanegara.
Caleg dari PSI ini menambahkan, pemasaran mebel harus terus digenjot. Ia bersedia turun tangan untuk memasarkan produk furniture dari Jepara kepada rekan-rekan bisnisnya di luar negeri.
“Saya bisa bantu untuk akses pasar ke luar negeri. Karena masih banyak yang tidak tahu sumbernya mebel dari Indonesia,” kata caleg dari Dapil II Jateng yang meliputi daerah Jepara, Kudus, Demak.
Hal itu diketahui dari rekan-rekan bisnisnya dari luar negeri. Hingga saat ini masih banyak yang mengira produk mebel di eropa itu produk lokal mereka. Padahal aslinya itu barang dari Indonesia, salah satunya dari Kabupaten Jepara. Mereka tidak tahu mebel-mebel tersebut dari Jepara karena mereka membelinya dari pihak ketiga.
Ke depan, kata Tanzil, pengusaha UMKM mebel Jepara bisa mengambil peran penting dalam proses ekspor furniture ke luar negeri. Menurutnya, pelaku UMKM masih kesulitan memasarkan produknya ke luar negeri. Hal ini lantaran keterbatasan informasi dan akses untuk menggaet pembeli dari Jepara.
“Saya kira kita perlu lebih mempromosikan bahwa Indonesia, khususnya Jepara pusatnya mebel dunia,” kata Tanzil.
Kader Partai Solidaritas Indonesia itu juga telah intens ke Jepara untuk menyerap permasalahan yang dihadapi pengusaha UMKM mebel, termasuk ke rumah Anto. Dia menyampaikan permasalahan yang dihadapi pengusaha mebel hampir sama, yakni kondisi pasar lesu dan jangkauan pemasaran yang belum luas. Atas permasalahan itu, Tanzil siap turun tangan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi pengusaha mebel Jepara.
Sementara itu, Anto mengakui pada tahun ini penjualannya turun hingga 50 persen. Secara otomatis, kondisi tersebut berimbas pada keuangan usaha nya. Pemasukan jadi minim. Saat ini ia hanya bisa berharap kondisi pasar kembali stabil. Di sisi lain, jika mau memproduksi barang untuk stok jika terhambat keterbatasan dana.
“Akses permodalan juga masih sulit,” kata dia.
Dia berharap Tanzil bisa turut membantu pengusaha mebel seperti dirinya. Entah melalui pemasaran atau kemudahan akses permodalan. Dia mengapresiasi kunjungan Tanzil ke tempatnya untuk mendengar kesulitan-kesulitan yang dihadapinya.