Jepara – Jumlah alokasi pupuk bersubsidi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terus menurun setiap tahunnya. Kondisi ini tentu sangat berdampak buruk bagi produktivitas petani.
Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, alokasi tahun 2022 sebanyak 15.551 ton jenis pupuk Urea, realiasinya sebanyak 15.065 ton.
Sedangkan untuk jenis NPK, dari alokasi sebanyak 15.000 ton, terserap 14.348 ton. Kelebihan itu kembali ke Kementrian Pertanian.
Sementara untuk alokasi pupuk subsidi tahun 2023 jenis Urea sebanyak 15.193 ton. Sedangkan jenis NPK sebanyak 9.374 ton.
Syarifuddin Tanzil merasa kondisi itu sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, di saat pemerintah menggadang-gadang swasembada pangan, justru pupuk bersubsidi sebagai penopang keberhasilan peningkatan produksi tak sesuai harapan para petani.
“Alokasi pupuk bersubsidi harus sesuai dengan jumlah petani yang membutuhkan,” kata calon legislatif dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) daerah pemilihan (dapil) II Jateng, Kabupaten Jepara, Kudus dan Demak itu, Rabu (10/1/2024).
Menurut Tanzil, pengalokasian pupuk bersubsidi harus dikelola dari tingkat paling bawah. Yakni mulai pendataan di tingkat petani oleh kelompok tani. Sebab, data petani harus dipastikan valid sesuai jumlah petani di masing-masing wilayah.
“Dan pendataan petani ini harus berbasis digital. Data itu harus bisa diakses oleh publik,” jelas Tanzil.
Dengan pendataan petani berbasis digital, lanjut Tanzil, maka pemerintah akan lebih mudah dalam proses pengalokasian pupuk bersubsidi. Selain itu, para petani juga bisa mengecek secara mandiri berapa jumlah alokasi yang mereka terima. Dengan begitu, mereka bisa memperhitungkan ongkos produksi dan potensi hasil panen.
Tanzil menambahkan, pemerintah harus mengutamakan kepentingan petani. Politik anggaran terhadap para petani juga harus menguntungkan para petani. Dengan demikian, kesejahteraan para petani bisa dijamin. Lebih dari itu, kebutuhan pangan nasional juga akan terjamin.
“Para petani inilah yang sebenarnya memikirkan perut kita. Mereka lah yang setiap hari memeras keringat mengolah tanah dan merawat tanaman. Dari keringat merekalah, kita bisa makan dan bisa hidup,” pungkas Tanzil.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Jeparahariini.com