JEPARA – Selama masa pandemi, Palang Merah Indonesia (PMI) Jepara mengalami kesulitan untuk menyetok darah. Akhirnya, sampai sekarang yang masih bisa diandalkan hanyalah pendonor darah dari desa-desa.
Hal itu disampaikan oleh Agus Salim, Kepala Unit Donor Darah (UDD) PMI Jepara. Pihaknya mengatakan, biasanya PMI Jepara bisa mengandalkan PLTU, pabrik-pabrik, atau sekolah-sekolah untuk mengamankan stok darah di Jepara.
“Tapi selama masa pandemi, pabrik, PLTU dan sekolah tidak mau (donor darah, red). Akhirnya kami mencarinya ke desa,” kata Agus.
Pada masa sebelum pandemi, kata dia, sempat terjadi penurunan stok dan pendonor darah sampai 50 persen. Beruntung, saat ini penurunannya tinggal sekitar 30 persen.
Umumnya, dalam satu bulan jumlah pendonor darah mencapai 1500 an orang. Namun, selama masa pandemi, pendonor hanya berkisar di angka 800 sampai 1000 orang.
Berdasarkan data PMI Jepara per 21 Januari 2021, stok darah golongan A ada 34 kantong, golongan B terdapat 90 kantong, golongan AB 6 kantong, dan golongan O tersedia 45 kantong.
”Sementara masih aman stoknya. Seperti biasa, yang paling minim golongan darah AB. Karena memang jumlahnya sedikit,” terang Agus. (JHI-FQ)