Perhelatan bertajuk Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) hari ini, Rabu (26/3/2014) yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara diwarnai aksi protes dari peserta tangkai lomba Musik Tradisional. Delegasi SMP Negeri 6 Jepara yang sempat dinyatakan juara I oleh dewan juri didiskualifikasi oleh panitia. Alasan panitia karena menggunakan alat musik modern, cymbal. Hal itu disampaikan guru pendamping kelompok musik tradional SMP Negeri 6 Jepara, Nur Priyanto.
“Kami didiskualifikasi karena menggunakan cymbal. Kata panitia berdasarkan temu teknik, padahal tidak pernah ada temu teknik sebelumnya,” papar Priyanto di lokasi festival, gedung PGRI Jepara.
Lebih lanjut Priyanto menyampaikan, selain alasan hasil temu teknik, panitia menegaskan dianulirnya gelar juara kelompok musik SMP Negeri 6 Jepara berdasarkan buku panduan lomba yang diterbutkan panitia provinsi. Padahal, Priyanto menambahkan, ketentuan tersebut tidak ada di dalam buku panduan.
“Di dalam buku panduan dari provinsi hanya memuat ketentuan umum dan khusus. Dewan juri pun mengakui kalau penampilan kami yang terbaik,” ujar Priyanto.
Ketentuan khusus dalam buku panduan itu memuat ketentuan jumlah peserta setiap group mak 5 orang. Poin berikutnya, setiap group boleh putra atau putri. Selain itu, waktu penyajian maksimal 12 menit. Serta, instrumen musik yang digunakan adalah instrumen musik daerah setempat dan non elektrik.
“Poin E berbunyi kostum atau busana yang digunakan oleh peserta adalah pakaian daerah provinsi masing-masing. Terakhir, peserta menyediakan dan membawa instrumen musik sendiri,” papar Priyanto.
“Anehnya lagi peserta yang lain juga pakai tambourine boleh. Malah yang disajikan musik daerah lain dapat juara,” imbuh Priyanto.
Lebing mencengangkan lagi ketika Priyanto menanyakan perihal aturan teknis kepada dewan juri, tak ada juri yang tahu berkait petunjuk teknis pelaksanaan lomba.
“Ada apa dengan lomba ini? Kalah atau menang bukan masalah bagi kami, tapi kalau caranya seperti ini jelas menyakitkan kami,” ujar Priyanto kecewa.
“Sekali lagi saya tegaskan, panitia tidak pernah mengadakan temu teknis,” tandas Priyanto.
Akibat dari dianulirnya SMP Negeri 6 dari gelar juara pertama, SMP Negeri 2 Jepara yang sebelumnya ditentukan juri keluar sebagai juara II, menduduki peringkat pertama. Selanjutnya bakal mewakili Kabupaten Jepara pada acara yang sama di tingkat provinsi.