JEPARA – Sebanyak 1091 TPS dikabupaten Jepara teridentifikasi rawan dalam pemilu 2019. Hal itu berdasarkan 10 indikator survey yang dilakukan Bawaslu Kabupaten Jepara dengan melibatkan 3.353 pengawas TPS se-Kabupaten Jepara.
Sebaran indikator TPS rawan terdiri dari adanya pemilih DPTb sebanyak 368, potensi pemilih DPK sebanyak 124, TPS dekat rumah sakit 22, TPS dekat perguruan tinggi 14, TPS dekat lembaga pendidikan 451, terdapat praktik pemberian uang pada masa kampanye 13, terdapat praktik isu sara 5, petugas KPPS berkampanye 10, TPS di dekat posko tim kampanye 79, dan terdapat 5 logistik yang rusak .
Ketua Bawaslu Jepara, Sujiantoko menerangkan, banyaknya TPS rawan menjadi perhatian khusus untuk melakukan pengawasan pemilu saat hari H pemungutan. Untuk itu patroli pengawasan di sekitar TPS menjadi hal yang utama menjelang pemungutan.
“Di hari tenang ini, kami bersama jajaran kepolisian akan memastikan TPS siap dan jauh dari potensi pelanggaran. Patroli ini guna memastikan kesiapan TPS, sehingga pemilih dapat terjamin hak suara dan keamanannya” tambahnya.
Seperti adanya TPS di dekat posko pemenangan, akan sangat rawan terjadi mobilisasi masa calon maupun partai tertentu. Selain itu bagi yang dekat dengan perguruan tinggi dan Ponpes, tentu akan ada kemungkinan banyak pemilih yang menggunakan A5 yang masuk ke pemilih DPTb.
KPPS juga akan bekerja ekstra karena kali ini menggunakan 5 surat suara. Menurutnya, saat simulasi pemungutan yang dilakukan KPU tentu ada perbedaan di lapangan. “Saat simulasi kemarin yang melakukan adalah orang orang yang sudah terlatih di KPPS, sedangkan saat hari H banyak KPPS baru, jadi ada kemungkinan yang perlu kami perhatikan. Misalnya banyaknya pemilih DPK dan DPTb menjadi perhatian pengawasan kami, karena rawan terdapat pelanggaran” ucapnya.
Sujiantoko mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh berita bohong dan isu Sara menjelang pemungutan. Selain itu masyarakat juga diharapkan dapat membantu Bawaslu di masa tenang untuk memberantas serangan fajar.
“Data TPS rawan ini menjadi patokan kami untuk melakukan pengawasan. Bukan berarti TPS yang tidak terdata rawan sudah aman. Akan tetap kami pantau terus sampai proses pemilu selesai” ucapnya.
Terkait pengawasan, Sujiantoko mengimbau kepada masyarakat untuk bersama sama mengawal pemilu 2019 agar berjalan dengan aman, jujur, dan adil. Bila menemukan pelanggaran masyarakat bisa segera melapor. “Jadi jika menemukan pelanggaran di lapangan, segera laporkan kepada kami” tandasnya.