Geliat investasi di Kabupaten Jepara dalam dua tahun terakhir ini sangat menggembirakan. Hal ini bisa menjadi penanda atau sinyal positip bagi pertumbuhan ekonomi di Bumi Kartini ini. Sebagaimana diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi di daerah ditentukan oleh kegiatan investasi.Yakni investasi dari pemerintah lewat APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan swasta atau dunia usaha. Dana dari pemerintah lewat APBD sangat terbatas, sehingga peran investasi dari swasta atau dunia usaha sangat penting untuk mendorong perekonomian daerah.
Kepemimpinan Bupati Jepara saat ini, H. Akhmad Marzuqi, SE bersama wakilnya DR. H. Subroto, SE, yang sudah berjalan sekitar 2,5 tahun , berupaya keras untuk mendorong terciptanya iklim investasi yang kondusif dan mantap di Jepara. Upaya-upaya yang sistematis dan sinergis dengan stake holders di bidang penanaman modal terus dikembangkan. “Kita terus upayakan agar variabel-variabel penopang terciptanya iklim investasi yang baik terus kita bangun dengan kokoh,” papar Bupati. Ditambahkan oleh H. Akhmad Marzuqi,SE variabel tersebut diantaranya adalah kelembagaan, seperti kepastian hukum, kebijakan perizinan yang tidak berbelit-belit dan pasti. Keamanan dan kondusifitas daerah serta struktur ekonomi daerah. Faktor lain yang sangat berpengaruh adalah ketersediaan infrastruktur yang baik dan variable tenaga kerja.
“Ketersediaan infrastruktur di daerah akan terus kita benahi, ini termasuk tugas pelayanan kepada masyarakat yang kita kedepankan. Sehingga secara umum masyarakat termasuk masyarakat dunia usaha merasa nyaman dengan kondisi infrastruktur yang ada di Jepara,”ungkap Bupati. Lebih lanjut orang nomor satu di Pemkab Jepara ini menambahkan variabel tenaga kerja di Jepara juga menjadi salah satu daya tarik masuknya investasi di Jepara. Pada tahun 2014 ini UMK (Upah Minimum Kabupaten) berdasarkan SK Gubernur Jateng Nomor 560/60 Tahun 2013, ditetapkan sebesar satu juta rupiah. Sebagai perbandingan UMK di Jabotabek saat ini sekitar 2,5 juta rupiah. Sehingga ada selisih yang sangat signifikan.
Secara bertahap upaya untuk merealiasikan investasi di Jepara menampakkan hasil nyata. Hal ini terlihat dengan masuknya beberapa investor besar di Jepara baru-baru ini, baik PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) maupun PMA (Penanaman Modal Asing), sejak tahun awal tahun 2013. Investasi besar yang diperkirakan akan menyerap ribuan tenaga kerja diantaranya adalah PT SAMI, perusahaan dari Jepang (PMA) yang bergerak di bidang perakitan kabel elektronik. Perusahaan yang berlokasi di Kecamatan Mayong ini ketika nanti PT SAMI beroperasi penuh akan mempekerjakan sekitar 2000 tenaga kerja lebih. Saat ini sudah melakukan pelatihan tenaga kerja yang akan bekerja di PT SAMI.
Perusahaan lain adalah PT JIALEE, berasal dari China (PMA) , yang berlokasi di Kecamatan Pecangaan, bergerak di bidang pembuatan garment. Total nilai investasi yang ditanamkan di Jepara sebesar 25.000.000 US $ . Pada awal operasi akan menyerap tenaga kerja sebesar 1000 orang. dan ketika beroperasi penuh akan menjadi 4000 tenaga kerja. Investasi besar lainnya dilakukan oleh BOMIN Permata Abadi (PMDN) yang bergerak di bidang garment, berlokasi di Kecamatan Mayong, Saat beroperasi awal saat ini menyerap sekitar 1300 tenaga kerja.
PT Namyong Indonesia (Korsel), merupakan perusahaan yang bergerak di pembuatan jaring dan benang. Lokasi perusahaan ini terletak di Kecamatan Kalinyamatan, dengan nilai investasi sebesar 3,5 juta US $ . Operasional dari industry ini diperkirakan akan menyerak sekitar 600 orang tenaga kerja. PT Sengdam Jaya Abadi, perusahaan PMA dari Korsel mendirikan pabrik sepatu di Kecamatan kalinyamatan, dengan nilai investasi sebesar 7,2 juta US $. Jumlah tenaga kerja yang akan terserap di industri ini sekitar 20.000 tenaga kerja.kapasitas produksi PT. Sengdam Jaya Abadi di Jepara diperkirakan dua kali lebih besar dibanding pabrik di Jawa Timur yang saat ini menaungi sekitar sepuluh ribu pekerja.