JEPARA – Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengisyaratkan bakal dilaksanakannya pendidikan tatap muka pada awal tahun depan. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara bersiap-siap untuk menjalankan isyarat itu.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Jepara Agus Tri Harjono, menyebutkan sebanyak 695 sekolah di Kabupaten Jepara yang terdiri dari 598 SD negeri dan swasta serta 97 SMP negeri dan swasta segera melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka di era kebiasaan baru covid-19.
Agus menyatakan, saat ini sebagian besar sekolah telah menyiapkan sarana dan kebutuhan terkait pelaksanaan pendidikan tatap muka dalam era kenormalan baru. Antara lain menyiapkan tempat cuci tangan, Thermo gun, dan penataan ruang kelas sesuai dengan protokol kesehatan.
Pihaknya mengungkapkan, untuk pembelian sarana dan prasarana itu, pihak sekolah bisa menggunakan anggaran yang bersumber dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
”Untuk penanggulangan covid-19, sekolah boleh menggunakan bantuan operasional sekolah (BOS), jadi termasuk sarpras itu bisa memakai dana ini,” ujar Agus.
Pihaknya menegaskan akan mengawasi proses simulasi tersebut. Utamanya terkait pengaturan jadwal belajar di kelas. Proses simulasi ini, nantinya akan dilakukan dengan pengawasan yang ketat agar sekolah serius dalam melaksanakan pencegahan penyebaran covid-19.
”Kami lakukan pengawasan kesemua sekolah. Kami akan menegur jika ada sekolah yang tidak disiplin dalam penerapan protokol kesehatan,” katanya.
Selain kesiapan dari pihak sekolah. Disdikpora Jepara juga telah melakukan komunikasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara untuk menyiapkan swab bagi guru dan seluruh karyawan sekolah. Hal ini sebagai salah satu syarat pembelajaran tatap muka.
”Ini tinggal menunggu jadwal dari Dinas Kesehatan untuk swab persiapan pembelajaran tatap muka,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Jepara Dian Kristiandi meminta simulasi pembelajaran di semua sekolah diatur dan diawasi oleh UPT Disdikpora di setiap kecamatan. Tujuan simulasi ini untuk memastikan kesiapan sekolah melakukan pembelajaran tatap muka di era adaptasi kebiasaan baru pandemi covid-19.
”Kami ingin simulasi ini dilaksanakan secara serius. Kesehatan siswa dan masyarakat sekolah harus menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran,” ungkapnya. (JHI-FQ)