KARIMUNJAWA – Ribuan masyarakat di Karimunjawa dari anak anak hingga dewasa berkumpul di perempatan desa guna melaksanakan Barikan. Warga yang didominasi ibu-ibu dengan mengenakan bawahan kain sarung dan membawa buceng (tumpeng kecil dari nasi kuning), berkumpul dari empat penjuru jalan. Pada Kamis (05/11).
Barikan sendiri merupakan tradisi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Karimunjawa secara turun temurun . Barikan ini merupakan
wujud syukur masyarakat atas hasil bumi dan laut. Barikan kali ini dilaksanakan malam Jum’at Wage (perhitungan Jawa).
Untuk tradisi Barikan kali ini dibuat lebih meriah dan besar. Sembilan tumpeng raksasa dibuat dalam acara tersebut . Tumpeng tumpeng itu dibuat rebutan warga yang sebelumnya diarak warga ke alun alun, namun satu tumpeng dilarung ketengah laut . Diyakini masyarakat bahwa barang yang ada ditumpeng tersebut bisa mendapatkan berkah .Yang paling jadi rebutan warga adalah kacang hijau dan garam yang ada di puncak tumpeng.
“ Barikan itu sebagai wujud berbagi bersama sesama makluk ciptaan Tuhan yang ada di laut. Tumpeng yang dibuat bukan hanya hasil bumi, tapi juga ada hasil laut, karena warga Karimunjawa tidak hanya menggantungkan hidupnya dari hasil bumi, tapi juga dari laut,” ungkap Kundhori selaku tokoh masyarakat Karimunjawa .
Lebih lanjut Kundhori mengatakan, tradisi Barikan dilakukan juga untuk menyambut musim baratan yang sebentar lagi tiba. Dengan adanya kegiatan ini , diharapkan masyarakat karimunjawa selalu diberikan keselamatan dan limpahan rejeki ketika musim baratan berlangsung .
” Harapan kami , Seluruh masyarakat Karimunjawa di berikan rejeki yang melimpah dan keselamatan selama musim baratan ,” katanya .
Harapannya dari Camat Karimunjawa, M Taksin, dengan diadakannya acara Barikan ini agar kebudayaan masyarakat Karimunjawa ini dapat menjadi alternatif andalan pariwisata Karimunjawa. Karena, hingga saat ini industri pariwisata Karimunjawa masih mengandalakan keindahan alam. Wisata budaya hingga kini belum tergarap maksimal.
“ Harapan kami untuk acara kedepan bisa lebih dikembangkan, dengan adanya tradisi seperti ini juga bisa menjaga kerukunan masyarakat juga menunjang sektor pariwisata,” pungkasnya .