JEPARA – Keluarga besar R. A. Kartini menggelar doa bersama memperingati haul yang ke-116, Rabu (16/9/2020). Malam haul ini menjadi malam refleksi keluarga dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara.
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, haul kali ini dilaksanakan dengan peserta terbatas. Tidak lebih dari 40 orang yang ikut dalam haul tersebut. Namun, keterbatasan kondisi tersebut tidak mengurangi hikmatnya refleksi haul R.A. Kartini.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Jepara Agus Tri Harjono mengatakan, bahwa haul R.A Kartini menjadi sarana untuk berbenah. Terutama yang berkaitan dengan karakter luhur yang diwariskan R.A Kartini bagi generasi hingga masa kini.
”Membicarakan karakter yang diwariskan Ibu Kartini ini tidak ada habisnya. Yang harus dioptimalkan saat ini adalah menanamkan nilai-nilai luhur yang sudah diwariskan itu kepada generasi saat ini,” ujar Agus.
Terkait dengan karakter, Asri Miminingtyas, cucu Soemantri (adik bungsu Kartini), menyinggung bahwa penerapan karakter luhur R. A. Kartini tidak hanya sebatas meniru busana yang dipakai. Tetapi harus diejawantahkan dalam laku pada kehidupan sehari-hari. Nilai- nilai luhur tersebut tidak mudah dijalani. Sebab, ada tahapan-tahapan tertentu yang mesti dilewati untuk mencapai kesejatian warisan luhur itu.
Sementara itu, Hernowo, cicit dari R. Sosroningrat, Bupati Jepara sekaligus ayah R. A. Kartini, merefleksikan haul kali ini dengan menyandingkan kehidupan Kartini semasa dipingit, dan kehidupan masyarakat yang saat ini dipaksa berdiam diri di rumah karena pandemi.
Dulu, kata Hernowo, saat dipingit, R. A. Kartini bisa menghasilkan karya-karya besar yang mendunia. Untuk itu, anjuran untuk berdiam diri di rumah oleh pemerintah harus digunakan sebaik-baiknya untuk berkarya atau menghasilkan sesuatu yang bernilai.
”Perintah di rumah saja ini seperti waktu dulu R.A Kartini dipingit. Tapi beliau bisa menghasilkan karya-karya besar dan fenomenal. Jadi, kita harus bisa menirunya dengan tetap berkarya meskipun di rumah saja,” tutur dia. (JHI-FQ)