JEPARA – Kondisi fisik Khosikin, warga RT 3/RW 2 Kecamatan Lebak, memang tak sesempurna orang-orang pada umumnya. Kedua kaki dan tangannya tidak seperti umumnya. Namun, hal itu tidak mematahkan semangatnya untuk berkarya.
Dengan langkah tertatih- tatih, Khosikin mulai menyiapkan sepeda motor yang akan dimodif menjadi sepeda roda tiga. Pelan-pelan dia mulai memotong beberapa bagian rangka motor sebelum disambung dengan rangka yang sebelumnya sudah disiapkan.
“Saya biasa bikin sepeda motor roda tiga. Tapi kalau ada yang pesan tambahan tempat duduk di samping ya saya bisa. Tergantung pesanan,” kata Khosikin.
Khosikin menceritakan, dulu dia pernah menaiki sepeda motor roda dua. Tiba-tiba dia terjatuh hingga patah tulang. Kejadian itu membuatnya trauma sampai tak berani lagi berkendara sepeda motor. Kemudian, dia berinisiatif untuk membuat sepeda motor roda tiga.
“Saya ketemu komunitas Vespa. Ada yang memodifikasi motornya menjadi roda tiga. Saya tiru lah mereka,” ucap dia.
Tanpa keahlian membengkel sedikitpun, secara otodidak Khosikin mempelajari modifikasi sepeda motor menjadi roda tiga sendiri. Dengan berbekal alat bengkel seadanya, akhirnya dia berhasil memodifikasi sepeda motornya menjadi roda tiga. Khosikin juga mengaku tidak memiliki modal uang saat memulai usahanya.
Selama tiga tahun terakhir, dia sudah mampu memproduksi sekitar 13 sepeda motor roda tiga. Untuk memodifikasi satu sepeda motor, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 3,5 juta sampai Rp 7 juta. Jika ada yang ingin dibuatkan sepeda motor roda tiga, biasanya dia lah yang membelanjakan sendiri kebutuhan modifikasi.
Meskipun sudah bertahun-tahun menjadi montir, Khosikin tidak pernah menetapkan tarif pembuatan sepeda motor modifikasi. Dia menerima berapapun bayaran yang diberikan oleh pemesan.
“Dari awal niatnya memang membantu. Jadi tidak pernah menetapkan tarif. Bagi saya, bisa membantu teman-teman sesama difabel supaya bisa naik motor, saya sudah sangat senang. Dan saya siap melayani mereka,” tutur Khosikin. (JHI-FQ)