JEPARA – Pandemi mengakibatkan hampir seluruh elemen ekonomi rakyat melemah. Tak terkecuali geliat pengrajin patung dewa yang ada di sentra ukir, relief, patung Desa Mulyoharjo, Kecamatan Jepara.
Sumarno masih terus mengukir beberapa bagian patung dewa berukuran sekitar 2 meter di halaman rumahnya. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pada bulan-bulan menjelang Hari Raya Imlek, halamannya dipenuhi patung-patung pesanan dari berbagai negara. Bahkan, tiga bulan sebelum itu, dia sudah kewalahan dengan pesanan yang membeludak.
”Dibilang mati suri ya mati suri. Sejak mulai pandemi, orderan berhenti. Penurunan orderan mencapai 50 persen sampai 60 persen,” ucap Sumarno, Kamis (28/1/2021).
Sebelum adanya pandemi, kata dia, pesanan patung selalu datang dari dalam maupun luar negeri. Namun, tahun ini pesanan itu tidak ada. Bahkan, pesanan patung dewa dari pelanggan asal Malaysia yang sudah selesai, pun belum bisa dikirim.
Meskipun dihantam pandemi, Sumarno tetap memproduksi patung-patung untuk dijadikan stok. Selain supaya tetap memiliki stok, pilihan itu juga didasari keprihatinannya pada para karyawan. Sebab, jika harus berhenti produksi, dikhawatirkan para karyawannya menganggur.
”Kami tetap memproduksi buat stok. Kami juga pertahankan para karyawan yang sudah belajar sejak lama,” ujar Sumarno.
Sejak awal bulan ini, Sumarno sudah bisa sedikit melegakan napas. Sebab, beberapa pelanggan lama mulai kembali memesan. Misalnya pelanggan asal Makasar dan Medan. Meskipun harganya tidak setinggi biasanya, ia tetap bersyukur masih ada pesanan yang masuk.
”Pesanan sedikit tetap kami syukuri. Sebab, bisa bertahan saja sudah beruntung. Semoga pandemi lekas berlalu,” harap dia. (JHI-FQ)