JEPARA – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menilai bahwa perkembangan batik dengan motif khas Jepara sudah mulai maju. Penilaian itu didasarkan, salah satunya, pada banyaknya motif yang berhasil diciptakan oleh para pembatik.
Ketua LPPM Undip Semarang, Alamsyah menyebut, bahwa pihaknya melakukan penelitian terkait perkembangan batik khas Jepara selama tiga tahun terakhir. Hasilnya, Alamsyah menilai para pembatik sudah banyak yang mengeksplorasi potensi sejarah, budaya, atau khazanah lokal Jepara lainnya.
”Secara intens kami memotret langsung kondisi batik di Jepara selama tiga tahun. Hasil penelitian ini kami kolaborasikan dengan para pembatik Jepara,” kata Alamsyah, Jumat (20/11/2020) di Pendopo Kabupaten Jepara.
Hari ini, di Pendapa Kartini Jepara, Alamsyah memberikan penghargaan kepada Bupati Jepara, pemerhati batik Hadi Priyanto, dan perajin batik Suyanti Jatmiko atas dedikasinya dalam menjaga kelestarian batik motif Jepara.
“Kami memandang bupati Jepara Dian Kristiandi, berdasarkan pengamatan dan interaksi kami yang diukur dari komitmen terhadap industri kreatif batik cukup baik. Sehingga layak untuk mendapatkan penghargaan ini,” kata Alamsyah.
Peran ini menunjukkan bentuk implementasi dari Rencana pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) selama masa jabatan bupati. Dari interaksi yang dilakukan peneliti, ada upaya sungguh-sungguh dari bupati untuk memajukan industri kreatif batik sebagai identitas lokal Jepara, di tengah meredupnya kemampuan mengukir masyarakat Jepara.
Hadi Priyanto, sebagai pemerhati batik, telah banyak tulisannya tentang baik, motif lokal Jepara, dan buku. Hadi juga aktif terlibat dalam Yayasan Kartini, Yayasan Pelestari Tenun, Batik dan Ukir Jepara. Ini menandakan bahwa Hadi lewat tulisannya, telah berkontribusi besar terhadap eksistensi motif lokal jepara yang kemudian menjadi salah satu inspirasi perajin dalam menerapkan motif batik lokal Jepara.
“Beliau telah melampaui tugasnya saat masih berdinas sebagai ASN dan masih masih mempunyai komitmen tinggi terhadap batik saat ini saat memasuku purna. Adalah suatu yang wajar bila peneliti memberi penghargan kepada beliau,” kata dia.
Sementara Suyanti Jatmiko, dari angannya, batik Jepara dihadirkan kembali atau direvitalisasi serta dikembangkan di Jepara. Dia berharap agar masing-masing desa di Jepara memiliki motif batik dengan ciri khas kewilayahan. (JHI-FQ)