JEPARA – Sudah menjadi kebiasaan rutin, tiap malam satu syuro, Radio Kartini mementaskan kesenian budaya “Kentrung”. Jika biasanya digelar di halaman radio, kali ini Jumat (24/10) malam, dilaksanakan di taman kerang Jepara. Pementasan budaya kentrung ini, dimaksudkan untuk mengangkat kembali budaya atau kesenian yang mulai ditinggalkan masyarakat
Menurut Kepala Humas Pemkab Jepara Hadi Priyanto, kesenian tradisional kentrung memang mulai terpinggirkan karena kalah bersaing dengan seni modern yang lebih diminati para generasi muda. Untuk melestarikan hal tersebut, Pemkab Jepara melalui RSPD Kartini tiap tahun memberikan kesempatan para seniman kentrung untuk menggelar pementasan.
Dengan adanya kesempatan pentas, diharapkan para seniman kentrung semakin termotivasi untuk memajukan kesenian tradisional tersebut.”Mudah-mudahan, acara yang lain juga akan mementaskan kesenian tradisional tersebut agar lebih dikenal masyarakat,” ujarnya.
Ia berharap, upaya melestarikan berbagai kesenian tradisional khas Jepara dengan cara mengundang para seniman tradisional tersebut pentas di berbagai kesempatan mendapat dukungan semua pihak terkait. “Sangat disayangkan jika nantinya tidak ada generasi penerus di dunia kesenian tradisional, khususnya kesenian kentrung,” ujarnya.
Generasi penerus seniman kentrung di Jepara hingga sekarang memang belum ada, sehingga perlu ada upaya sejumlah pihak untuk menyelamatkan kesenian tradisional ini agar tidak punah. Terlebih lagi, jumlah kelompok seniman tradisional tersebut kini hanya tinggal dua kelompok saja yang masih hidup, yakni di Desa Ngasem dan Ngabul. “Sebagai penerus seniman Kentrung, saya berharap kesenian kentrung sebagai salah satu kekayaan budaya masyarakat bisa terus dilestarikan,” ujarnya.
Masa keemasan kesenian kentrung di Jepara terjadi pada periode tahun 1965 hingga 1971. Saat itu, kesenian kentrung sering pentas pada acara hajatan yang digelar masyarakat. Di Jepara dulu desa Ngasem kecamatan Batealit di kenal sebagai gudangnya dalang kentrung, namun seiring dengan merebaknya kesenian modern seni kentrung ini lambat laun makin hilang dari pededaran. Meski demikian saat ini masih dapat kita temukan dalang kentrung walaupun jumlahnya tinggal beberapa saja.