JEPARA – Masyarakat Desa Kaliombo Kecamatan Pecangaan, Tedunan, Karangaji, hingga Kedungmalang Kecamatan Kedung yang menjadi pelanggan PDAM Jepara atau Perumda Air Minum Tirta Jungpara lagi-lagi menghadapi persoalan serius. Pasalnya, dalam beberapa bulan terakhir, air yang mengalir dari perusahaan pemerintah itu tidak hanya mampet. Tetapi juga warnanya keruh.
Jalil, salah satu pelanggan PDAM yang beralamat di Desa Tedunan, Kecamatan Kedung mengatakan, kondisi air memang sudah sering mampet sejak musim kemarau. Jika mengalir, kebanyakan air yang dialirkan berwarna coklat pekat dan berbau amis.
”Sekarang sudah sering mampet dan air keruh. Kami sering komplain dan lapor tapi sampai sekarang tidak ada perbaikan,” ungkapnya, Rabu (2/9/2020).
Sebelumnya, sebagian besar wilayah di Kecamatan Kedung dan Pecangaan masuk dalam maping daerah rawan kekeringan dan kekurangan air bersih. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Kusmiyanto mengatakan, beberapa desa saat ini memang sudah menyampaikan permintaan droping air. Salah satunya adalah Desa Kedungmalang, Kecamatan Kedung. Permintaan droping air ke Pemkab Jepara telah didisposisi ke Perumda Tirta Jungporo karena sebagai pelanggan.
Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, Direktur Teknik Perumda Air Minum Tirta Jungporo, Dewi Fatimah menyatakan, berhenti atau terhambatnya aliran air bersih dari Perumda Tirta Jungporo karena volume sumber air baku berkurang di musim kemarau.
“khusus untuk aliran Desa Kaliombo Kecamatan Pecangaan, Tedunan, Karangaji, hingga Kedungmalang disebabkan karena sumber air bakunya memang kurang,” kata dia.
Pihaknya mengaku sudah mendroppinh air ke Kedungmalang. Yaitu di RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5. Dalam sehari, pihaknya mendropping enam tangki untuk menyuplai kekurangan air bersih itu.
Untuk mengatasi kekurangan air di wilayah ini, Dewi mengaku dalam jangka pendek baru bisa dilakukan pemenuhan kebutuhan melalui droping air bersih. Adapun jangka panjangnya akan menambah sumur baru sebagai suber air baku tambahan.
Selain di wilayah tersebut, pihaknya mengaku, pelanggan lain yang terdampak kekeringan adalah Desa Panggung dan Surodadi Kecamatan Kedung, serta Kelurahan Jobokuto, Kecamatan Jepara. Dewi menyarankan, saat ini bagi pelanggan yang airnya tidak mengalir dapat mengajukan penutupan sementara secara administrasi kepada Perumda Tirta Jungporo. Imbas penutupan itu adalah tidak terbitnya rekening penagihan hingga pelanggan minta diaktifkan lagi.
“Penutupan ini untuk menghindari berjalannya biaya bulanan yang tetap dikenakan kepada pelanggan sebesar pemakaian 10 meter kubik per bulan,” terang Dewi. (JHI-FQ)