JEPARA – Masa depan seni ukir Jepara dari hari kehari semakin terancam jika tidak adanya generasi penerus yang menggeletuti seni ukir ini. Pasalnya minat siswa lulusan SMP sederajat di Jepara untuk masuk Kejurusan Dekorasi Seni Ukir di SMKN 2 Jepara sangat rendah. Hingga hari ini Jum’at ( 26/6) jumlah siswa yang mendaftar ke jurusan ini melalui pendaftaran online hanya 8 siswa. Dibandingkan tahun lalu jurusan Dekorasi Seni Ukir ini menerima hingga 50 siswa. Hal ini menjadikan keprihatinan tersendiri, karena masa depan Seni Ukir Jepara ada di jurusan dekorasi seni ukir.
Padahal, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada tahun 2014 lalu saat membuka jurusan tersebut di SMKN 2 Jepara berharap , kedepan kejurusan tersebut mampu menelurkan bibit bibit perajin ukir Jepara pada masa yang akan datang . Dan bisa dimanfaatkan masyarakat Jepara untuk menimba ilmu tentang seni ukir Jepara .
” Namun dalam kenyataannya minat masyarakat untuk masuk di kejurusan tersebut masih sangat rendah , hal inilah yang menjadikan kekhawatiran sendiri akan masa depan ukir Jepara ,” ungkap Ketua Lembaga Pelestari Seni Ukir, Batik dan Tenun Jepara Hadi Priyanto pada Jumat (26/7).
Pihaknya berharap , agar pembukaan penerimaan siswa didik baru tahun ini bisa diperpanjang sembari dilakukan sosialisasi kepada masyarakat .
” Disamping itu diharapkan ada insentif yang jelas bagi para siswa, baik melalui pembebasan uang SPP, uang gedung atau pungutan yang lain. Sebab pada umumnya yang masuk jurusan ini sebagain besar adalah anak yang kurang mampu” ujar Hadi .
Sementara itu, Hadi juga mengharapkan peran serta dari para pengusaha mebel ukir di Jepara untuk turut serta melestarikan seni ukir Jepara lewat lembaga pendidikan . Salah satunya dengan cara memberikan bantuan bea siswa bagi anak-anak yang kurang mampu .
” Dijepara kan banyak pengusaha mebel ukir yang telah berskala export , Jangan hanya berharap mendapatkan tenaga kerja trampil, tetapi tidak bersedia memberikan perhatian terhadap pelestarian seni ukir Jepara “, paparnya