JEPARA – Pameran reproduksi warisan Kartini dan Jepara telah resmi dibuka. Rangkaian kegiatan Sewindu Rumah Kartini diawali dengan Acara Pembukaan Pameran Reproduksi Warisan Kartini dan Jepara. Dalam acara yang berlangsung pada hari Selasa (19/4/2016) kemarin. Hadir banyak audiens yang tertarik dan terlihat sudah tidak sabar untuk melihat warisan apa saja yang berhasil direproduksi oleh Rumah Kartini.
Acara pembukaan pameran berlangsung di Chody Art Gallery yang beralamat di jalan Cik Lanang nomor 1 Kauman Jepara. Dalam kesempatan tersebut hadir beberapa tamu spesial seperti Anne Kamphorst dari Kedutaan Besar Belanda, Dr. Joost Cote peneliti dari Australia, Dr. Paul Bijl peneliti dari Belanda, ketua Widya Mitra Semarang serta kawan-kawan komunitas sejarah dari dalam maupun luar Jepara. Acara pembukaan diawali dengan sambutan dan doa. Setelah itu Dr. Joost Cote yang merupakan peneliti R.A Kartini selama 20 tahun menyampaikan materi mengenai Kartini dan pembuatan pusaka Indonesia.
Menurut Dr. Joost, Kartini merupakan tokoh penting yang sangat dicintai di Jepara. Kartini sangat berperan dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan otonomi nasional. Namun Dr. Joost juga menyampaikan bahwa peran penting Kartini untuk menegaskan pusaka Jawa dan Indonesia sering terabaikan dalam buku-buku yang ada. Dr. Joost bercerita tentang hal yang Kartini tekankan dalam banyak surat kepada koresponden Kartini di Eropa adalah bahwa ukir kayu, batik, dan gamelan sangat merefleksikan kehidupan dan jiwa orang Jawa. Dari materi yang Dr. Joost sampaikan, membuat acara pembukaan pameran tersebut semakin informatif dan menginspirasi buat anak muda seperti kita lho. Agar kita mau peduli dan lebih bisa menghargai hasil karya budaya sendiri.
Setelah Dr. Joost ngasih materi penting tentang Kartini, tamu yang hadir juga disuguhkan video dokumenter tentang proses pembuatan reproduksi Gong Senen. Video Gong Senen ini bercerita tentang bagaimana dari sebuah gambar gong pada masa dulu yang bernama Gong Senen, kemudian direproduksi kembali semirip mungkin dengan cara pembuatan yang juga sama. Intinya, mulai dari ritual, metode pembuatan, dan bahan yang digunakan dalam pembuatan harus sama dengan sejarah pembuatan Gong Senen pada masa itu.
Selanjutnya adalah sesi paling ditunggu oleh tamu yang hadir di acara Pembukaan Pameran Reproduksi Warisan Kartini dan Jepara. Para tamu yang telah hadir dipersilahkan untuk mengikuti panitia menuju ruang utama galeri pameran. Pemukulan Gong Senen yang merupakan salah satu benda bersejarah hasil reproduksi kembali merupakan simbol dibukanya pameran. Dan pemukulan gong tersebut dilakukan oleh Muhammad Afif sebagai pendiri Komunitas Rumah Kartini. Acara pembukaan resmi Pameran Reproduksi Warisan Kartini dan Jepara yang dimulai pukul 15.30 WIB sore tersebut kemudian ditutup dengan Shadow Batik performance yang ditampilkan oleh Nur Rohmat.