JEPARA – Kembali mencuatnya isu penambangan pasir laut di perairan Jepara memicu kekhawatiran besar bagi para nelayan dan aktivis lingkungan. Forum Nelayan (Fornel) Jepara Utara, bersama calon bupati nomor urut 1, Nuruddin Amin (Gus Nung), dengan tegas menolak rencana tersebut demi menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan kelangsungan hidup masyarakat pesisir.
Pada pertemuan rutin nelayan di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo, Rabu (9/10/2024), Gus Nung menyatakan sikap yang sejalan dengan nelayan. Dalam kesempatan itu, Ketua Fornel, Rofiq Sunarto, menegaskan pentingnya persatuan nelayan agar mereka tidak terpecah-belah seperti saat isu penambangan pasir besi di masa lalu.
“Penambangan ini bukan hanya soal ekonomi, tetapi soal keberlanjutan. Jika kita tidak bersatu untuk menolak, nelayan dan lingkungan kita yang akan jadi korban,” ujar Rofiq dengan penuh keprihatinan. Ia menyoroti potensi kerusakan lingkungan akibat penambangan yang bisa mengakibatkan degradasi ekosistem laut, yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama masyarakat pesisir.
Kerusakan Lingkungan vs. Kesejahteraan Nelayan
Muhammad Zaini, salah satu nelayan dari Desa Tubanan, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap ekosistem laut yang terancam rusak akibat tambang pasir. Nelayan bergantung pada keseimbangan alam untuk mata pencaharian mereka. Jika penambangan ini terus berlanjut, ekosistem laut yang selama ini menopang kehidupan mereka bisa terancam punah.
“Saya berharap pemimpin Jepara yang terpilih berani melarang tambang pasir di pesisir. Kami ingin laut kami tetap lestari, untuk kami dan generasi mendatang,” tegas Zaini. Menurutnya, pelarangan penambangan tidak hanya melindungi lingkungan, tapi juga menjamin kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat pesisir yang bergantung pada hasil laut.
Gus Nung dan Komitmen Lingkungan
Gus Nung, yang turut hadir dalam pertemuan itu, kembali mempertegas komitmennya untuk mendukung nelayan dan menjaga kelestarian lingkungan. Dalam berbagai kesempatan, ia selalu menekankan pentingnya mengkaji ulang kebijakan penambangan yang dapat merusak alam.
“Kami di sini tidak hanya bicara tentang menolak penambangan, tetapi bagaimana kebijakan ini nantinya bisa berkesinambungan dan pro-lingkungan. Jika terpilih, kami akan mengkaji ulang izin tambang yang merusak lingkungan,” ujar Gus Nung dengan penuh keyakinan.
Ia juga mengingatkan publik bahwa komitmennya terhadap lingkungan bukan hal baru. Gus Nung pernah berada di garis depan bersama masyarakat Balong dalam menolak pembangunan PLTN Muria dan penambangan pasir besi di Pantai Bayuran beberapa tahun silam.
“Ini soal masa depan, bukan hanya untuk nelayan, tapi untuk seluruh masyarakat Jepara. Kami siap bersama-sama menjaga alam ini,” tandasnya.