JEPARA – Geliat perkopian yang ada di Kabupaten Jepara ternyata belum bisa maksimal untuk tingkat luar daerah. Pasalnya, hingga sekarang, Kabupaten Jepara baru sanggup menyumbang 6,5 persen kopi yang dihasilkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng Suryo Banendro, saat lomba cita rasa kopi yang diadakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Jepara. Lomba ini diikuti delapan kecamatan dengan 34 kelompok. Jenis kopi yang dilombakan adalah kopi robusta yang tumbuh di Lereng Muria. Yang masih dalam wilayah geografis Jepara.
Suryo menyebutkan, tiap tahun jumlah kopi yang berhasil diproduksi petani se Jawa Tengah sekitar 23 ribu ton. Sedangkan, jumlah kopi yang dihasilkan para petani di Jepara hanya 900 ton selama setahun atau hanya sekitar 6,5 persen penyumbang produksi kopi Jawa Tengah.
“Sementara yang produksinya paling banyak tetap Wonosobo dan Temanggung,” ungkap Suryo, Rabu (25/11/2020).
Pihaknya menambahkan, saat ini sebagian besar petani kopi di Jawa Tengah sudah mulai paham tentang kualitas kopi. Para petani sudah banyak yang memilih untuk panen dengan menunggu buah kopi merah merata. Dibanding memetik kopi yang kondisinya masih hijau atau kuning.
“Kualitas kopi ditentukan oleh petik merah atau tidaknya saat panen. Dan para petani sudah melaksanakan petik merah setiap kali panen,” imbuh Suryo.
Sementara itu, Kepala DKPP Jepara Diyar Susanto, menyatakan akan lebih baik lagi dalam melakukan pendampingan kepada para petani kopi. Lomba cita rasa kopi itu menjadi salah satu caranya untuk mendampingi para petani sekaligus mengetahui sejauh mana peningkatan kualitas perkopian di Jepara.
“Lewat lomba ini, kita jadi tahu kualitas kopi yang dihasilkan teman-teman petani kopi. Supaya juga kopi Jepara bisa meningkat kualitasnya,” ujar Diyar. (JHI-FQ).