JEPARA – Diketahui, beberapa hari terakhir masyarakat diramaikan dengan rencana pemerintah mengimpor beras. Sementara itu, di Kabupaten Jepara, stok beras justru masih dalam kondisi aman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Jepara, Diyar Susanto, menegaskan produksi beras selama dua tahun terakhir mengalami surplus. Bahkan angkanya mencapai 31 persen.
Pihaknya menjelaskan, pada tahun 2019, produksi beras di Bumi Kartini mencapai 149,438 ton. Dengan tingkat kebutuhan beras mencapai 115, 556 ton. Atau surplus produksi sebanyak 33,883 ton beras.
Sedangkan, kata Diyar, pada tahun 2020 lalu, Kabupaten Jepara mampu memproduksi beras sebanyak 163,221 ton. Dengan kebutuhan konsumsi masyarakat 118,835 ton. Ini mengakibatkan kondisi surplus sebanyak 44,384 ton beras.
“Selama dua tahun terakhir produksi beras terus meningkat. Peningkatan surplus selama dua tahun kemarin mencapai 31 persen,” kata Diyar, Senin (22/3/2021).
Sementara itu, lanjut Diyar, pada tahun 2021 ini, lantaran sejumlah wilayah terendam banjir, akibatnya terdapat 1400 hektare area sawah yang terdampak. Sedangkan, 900an hektare area sawah di antaranya padinya puso. Meskipun demikian, hal itu belum bisa dipastikan apakah mempengaruhi target produksi atau tidak.
Terpisah, Nasrun (59), salah satu petani asal Kecamatan Kedung, mengaku justru merugi pada masa tanam 1 tahun ini. Pasalnya, lahannya terendam banjir hampir selama sebulan. Dia yang biasanya menghasilkan 30 karung gabah, masa panen kali ini hanya mendapat 5 karung gabah saja.
”Kalau dibilang rugi pasti rugi. Gara-gara banjir jadi gagal panen. Mau tak mau harus beli beras,” ujar Nasrun. (JHI/FQ)