JEPARA – Ratusan orang dengan beringas merangsek maju menuju ke depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jepara di Jalan Yos Sudarso, Jepara, Rabu (6/3) pagi.
Massa yang berteriak dan tampak marah itu membuat ratusan anggota kepolisian yang berjaga di depan Kantor KPU Jepara, semakin siaga.
Karena massa tampak mulai menyerang, polisi yang menyiagakan ratusan personel serta menerjunkan kendaraan water canon. Petugas langsung menembakkan air juga menembakan gas air mata ke arah massa. Akibatnya konsentrasi massa sempat terpecah. Di saat bersamaan, puluhan anggota Sabhara merangsek maju.
Sebagian massa mulai kocar-kacir. Ada juga seorang massa yang terlihat terinjak-injak sehingga harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka. Sebagian massa lainnya masih terus melakukan perlawanan ke petugas dengan melempar sejumlah benda.
Sebagian besar massa berhasil dilumpuhkan dan diamankan petugas. Massa pembuat ricuh tersebut sebagian berhasil diamankan dan dibawa dengan mobil polisi.
Kegiatan yang sempat menyita perhatian dan menutup ruas Jalan Yos Sudarso Jepara di dua arah secara sementara ditutup. Kegiatan itu merupakan Simulasi Pengamanan Kantor KPU Jepara, dalam rangka pengamanan Pemilu 2019.
Simulasi pengamanan diawali dari laporan adanya kericuhan di TPS. Selanjutnya pihak yang tidak terima kemudian melakukan protes yang berujung kericuhan yang melibatkan ratusan massa.
” 500 personel dari jajaran Polres Jepara didukung TNI kodim 0719/Jepara dan Satpol PP maupun linmas, melakukan Sistem Pengamanan (Sispam) Kota. Kegiatan ini sebagai wahana untuk merefresh kemampuan sekaligus mengingatkan kembali pola pengamanan dalam rangka pengamanan pemilu 2019,” ungkap Kapolres Jepara AKBP Arif Budiman.
Kapolres menjelaskan, Kegitan Sispamkota ini juga untuk merefresh kembali terkait standart tahapan pengamanan sebagaimana adanya ancaman dan gangguan yang terjadi saat pesta demokrasi 17 April 2019 mendatang.
” Kami berharap rangkaian pemilu 2019 berjalan aman, tertib dan sejuk. Sehingga skenario sebagaimana yang kita peragakan dalam simulasi inu tidak terjadi di Jepara,” jelasnya.