JEPARA – Trend perkopian di Jepara semakin dilirik oleh pihak luar daerah. Mulai tahun ini, pemerintah pusat menargetkan seluas 4 ribu hektare lahan sebagai pendukung kopi nasional.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Diyar Susanto, menyatakan bahwa kopi Jepara memang sudah mulai dilirik oleh pemerintah pusat. ”Ini tentu menjadi kabar baik untuk masyarakat yang berada di lereng Gunung Muria. Sebab, di sanalah Kopi Muria banyak ditanam oleh warga,” ujar Diyar, Selasa (10/11/2020).
Diyar mengatakan, pemerintah bersama pihak ketiga yang memang konsern di dunia perkopian telah mulai mendampingi para petani untuk membuat kualitas kopi yang ditanam menjadi lebih baik. Sebab, kualitas Kopi Muria yang tumbuh di wilayah Kabupaten Jepara tidak kalah dengan kopi dari daerah-daerah lain.
Saat ini, kata Diyar, pihaknya sedang fokus dengan pengembangan kopi di Desa Tempur. Diketahui, dengan ketinggian sekitar 800 MDpl, kopi yang tumbuh subur di Desa Tempur adalah Kopi Robusta. Namun, pada beberapa lokasi dengan ketinggian di atas 800 Mdpl itu, terdapat kopi dengan jenis Arabica.
”Kami fokus di Desa Tempur dulu sementara. Untuk jenis Arabica, kami sudah coba tanam di 2 hektare lahan di Desa Tempur,” imbuh Diyar.
Untuk target seluas 4 ribu hektare itu, lanjut Diyar, saat ini pemerintah sudah menyicil seluas 2500 hektare lahan yang ditanami kopi. Pihaknya berharap secepatnya target dari pemerintah pusat dapat direalisasikan secepatnya.
Diyar menambahkan, trend pasar kopi untuk kopi yang tumbuh di lereng Muria memang sedang baik-baiknya. ”Kopi Lereng Muria pasarnya memang luar biasa sekarang,” terang dia. (JHI-FQ)