JEPARA – Kerusuhan antar suporter Persijap Jepara dan suporter PSS Sleman terjadi usai laga pertandingan tim Laskar Kalinyamat meladeni tamunya PSS Sleman di Stadion Gelora Bumi Kartini Jepara pada Rabu (17/5/17) dalam lanjutan kompetisi Liga 2. Laga itu PSS Sleman berhasil mengamankan 3 poin penuh dengan skor 0-1 , melalui sundulan Jodi Kustiawan, pada menit 66.
Diduga kerusuhan kedua belah suporter itu terjadi sejak masih didalam stadion GBK. Usai peluit panjang ditiup wasit, Kedua kubu suporter terlibat dalam aksi saling lempar. Berlanjut, ribuan suporter dari tim Laskar Kalinyamat sebutan untuk Persijap Jepara menghadang ribuan suporter PSS Sleman yang hendak kembali pulang di sepanjang jalan dari Pecangaan hingga Gotri, turut Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan.
Disitulah, suasana malam hingga dinihari semakin mencekam. Lebih dari 410 anggota kepolisian gabungan dikerahkan untuk menghalau aksi kerusuhan tersebut. Tembakan water canon dan gas air mata banyak kali dilontarkan aparat dikerumunan untuk membubarkan massa. Namun, hal itu tak membuahkan hasil. Suporter Persijap terus menunggu rombongan dari suporter PSS Sleman yang melintas denga mengendarai sedikitnya 60 mobil dan 16 bus. Suporter tim tuan rumah malah semakin menjadi, tembakan gas air mata dari anggota kepolisian justru dibalas dengan lemparan batu dan juga tembakan dengan kembang api.
” Beberapa anggota kami juga ada yang mengalami luka ringan akibat lemparan batu. Bahkan mobil Polres Kudus yang membantu mengendalikan massa kedua belah suporter juga terkena lemparan batu saat melintas,” ungkap Kapolres Jepara AKBP Yudianto Adhi Nugroho, Kamis (18/5/17).
Kapolres Yudianto menjelaskan, Dalam kejadian itu, rombongan tim ISP Purworejo Junior, sempat menjadi korban salah sasaran. Hingga mengakibatan seorang anggota rombongan mengalami luka-luka dan bus yang ditumpanginya mendapatkan lemparan batu. Selanjutnya, rombongan salah sasaran ini kemudian diamankan di Mapolsek Kalinyamatan.
” Dalam peristiwa itu, kami mengamankan 13 orang dan 11 sepeda motor yang diduga digunakan pelaku kerusuhan di wilayah Kalinyamatan dan sekitarnya. Ketigabelas orang tersebut diketahui membawa senjata tajam dan diduga menjadi provokator di lokasi kerusuhan,” ungkapnya.
Lebih lanjut Kapolres mengatakan, tak berhenti sampai disitu, sesampainya di wilayah Mayong, sekumpulan massa dari tuan rumah kembali menghadang jalan untuk menunggu suporter PSS Sleman. Lantaran, kembali mendapat serangan dalam aksi penghadangan tersebut, rombongan suporter PSS Sleman, melakukan aksi perlawanan.
Rombongan suporter PSS Sleman membakar tiga unit sepeda motor, dan merusak satu unit mobil milik warga, yang sedang diparkir di pinggir jalan.
“Diduga motor yang dibakar itu milik suporter tuan rumah, yang ditinggal melarikan diri,” terangnya.
Hingga pukul 03.00 dini hari, kapolres mengatakan situasi sudah mulai kondusif. Sedikitnya 1500 suporter PSS Sleman bisa kembali melanjutkan perjalanan pulang dengan kawalan polisi melalui rute Kudus – Purwodadi – Boyolali dan tidak dilewatkan Magelang.
” Kami informasikan bahwa dalam kejadian tersebut tak ada korban jiwa. Kalau luka -luka memang ada tapi jika dikabarkan ada yang meninggal itu hoax,” imbuhnya.
Masih dengan kapolres, sebelum pertandingan dimulai di stadion GBK anggota kepolisian juga telah melakukan sweeping diparkiran dimana bus dan kendaraan yang dipakai oleh suporter PSS Sleman terparkir. Ratusan benda berbahaya berhasil diamankan polisi diantaranya ada berbagai bentuk sajam sebanyak 23 buah, Ketapel 5 buah, tongkat baseball 64 buah, Gir 2 buah, Softgun beserta amunisi 1 unit, Ruyung 1 buah, Kembang api 6 buah, Cater 2 buah, Air raksa 1 kantong plastik, rantai 1 buah dan minuman keras 2 dus.
“Selain itu, juga kami mengamankan dua pucuk pedang, potongan besi 5 buah, tongkat baseball dan gasper sebanyak 20 buah dari hasil razia susulan di daerah Pecangaan,” pungkasnya.