
JEPARA – Sebanyak 507 pengukir berkumpul di Gedung Haji Jepara, Sabtu (27/4). Mereka mengikuti mengukir bersama terbesar di Indonesia, sehingga dinobatkan dalam Museum Rekor Indonesia (MURI). Uniknya, ratusan peserta lomba mengukir motif bunga berukuran 20 sentimeter persegi ini, seluruhnya adalah perempuan.
Sebelumnya, pada tahun 2010 Jepara juga pernah mencatatkan rekor MURI dengan peserta mengukir terbanyak yakni 502 peserta. Namun, pesertanya laki- laki dan perempuan.
” Sebelumnya panitia mendaftarkan 250 perempuan mengukir bersama. Setelah diverifikasi ternyata ada 507 perempuan. Ini adalah catatan rekor MURI baru untuk Jepara,” ungkap Menejer Muri, Ariyani Siregar usai penyerahan piagam Muri kepada panitia, di Gedung Haji Jepara.
Lestari Moerdijat selaku Pembina Yayasan Dharma Bakti Lestari juga turut mendukung pemecahan rekor Muri ini. Pihaknya, sebelumnya juga menggagas penyematan gelar Pahlawan Nasional untuk ratu dari Jepara, yaitu Ratu Kalinyamat.
Sementara itu panitia penyelenggara Sutarya menjelaskan, mengukir perempuan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Jadi Jepara ke-470 dan memperingati Hari Kartini.
” Sengaja dipilih mengukir, lantaran seni ukir identik dengan Bumi Kartini. Tak hanya itu, kenapa pesertanya perempuan, juga untuk memperingati Hari Kartini dan saat ini masyarakat Jepara sedang berjuang kembali memberikan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat,” terangnya.
Lebih lanjut Sutarya mengungkapkan, Rekor MURI baru yakni 507 perempuan Jepara mengukir ini menunjukkan kepada dunia bahwa Jepara masih identik dengan seni ukir kayunya.
” Tak hanya laki-laki, ibu-ibu Jepara juga masih mengukir. Seni Ukir akan tetap melekat dalam kehidupan masyarakat Jepara,” pungkasnya.