Suasana langit di Lapangan Desa Semat Minggu (14/9) pagi hingga siang tak seperti biasanya. Puluhan layang-layang dari berbagai jenis, bentuk dan ukuran memadati langit yang kemarin cerah berawan. Ada yang berbentuk perahu layar, menyerupai train (kereta api), bola kristal, burung dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, suara sowangan yang bunyinya mirip suara lebah juga saling terdengar saling bersahutan. Saat angin bertiup kencang, semakin keras pula suara sowangan yang terpasang di bagian ekor layangan tersebut.Ratusan penonton pun kerap bertepuk tangan saat layang-layang milik peserta bermanuver dan bersuara keras.
Antusiasme penonton ini bisa dimaklumi karena gawe Festival Layang-layang ini memang diramaikan oleh sejumlah atlet nasional. Salah satu atlet layang-layang nasional yang mengikuti gawe itu adalah Rifai. Rifai sering mengikuti festival layang-layang yang digelar di berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Yogyakarta dan lain sebagainya.
Setelah beberapa jam mengudara, panitia Festival Layang-layang pun memutuskan Rifai sebagai pemenang gawe ini. Layang-layang Rifai yang diikutkan dalam festival ini berbentuk perahu layar. Layang-layang ini termasuk ukuran jumbo. Tinggi dan panjang layang-layang ini sekitar 1 meter. Laiknya perahu layar pada umumnya, layang-layang ini juga memiliki layar terbagi tiga bagian. Setiap bagian ada tiga layar. Sementara di belakang ada baling-baling yang dipasang sowangan sehingga berbunyi keras saat ditiup angin.
”Untuk membuat layang-layang butuh ratusan ribu rupiah. Uang itu belum termasuk tenaga dan bahan lainnya. Jadi tidak sia-sia juga,” ujar Rifai.
Layang-layang lain yang menarik perhatian penonton adalah milik Rosyidi. Lelaki yang juga kerap mengikuti berbagai even ini membawa laying-layang yang berbentuk menyerupai train (kereta api). Agar bisa terbang, layang-layang train ini harus diulur satu per satu. Butuh lebih dari tiga orang untuk menerbangkan layang-layang ini.
“Butuh dana sekitar Rp1 juta untuk buat train ini. Memang belum juara pertama tapi saya sudah cukup puas,” tutur Rosyidi.
Wakil Bupati Jepara, Subroto yang ikut menonton Festival Layang-layang ini pun memberikan apresiasi kepada pemenang gawe ini. Secara spontan layang-layang perahu layar milik Rifai dibelinya seharga Rp400 ribu. Rencananya layang-layang itu akan dipajang di rumah dinasnya sebagai bentuk apresiasi terhadap kearifan lokal.
“Pemkab Jepara memang berusaha mengangkat berbagai kearifan lokal yang hidup di masyarakat. Apakah itu berupa seni, budaya, produk UMKM dan lain sebagainya,” jelasnya.
Subroto berharap even serupa bisa digelar lagi tahun-tahun berikutnya. Ia bahkan berharap even mendatang bisa lebih meriah sehingga memiliki dampak terhadap sektor lainnya.
“Misalnya sektor pariwisata. Ini bisa kita paketkan dengan agenda kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Jepara,” tandasnya.