Maraknya aksi terorisme, potensi disintegrasi dan beragam persoalan yang membelit bangsa Indonesia akhir-akhir ini membuat kalangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI prihatian. Lembaga tinggi negara ini pun mensosialisasikan pentingnya upaya mempertahankan empatpilar bangsa agar Indonesia tetap langgeng.
Empat pilar bangsa, yakni Pancasila, Undang-undang Dasar (UUD) 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sendiri.
Sosialisasi empat pilar ini digelar oleh empat anggota Tim Kerja Sosialisasi MPR RI, yakni Muhammad Ja’far Hamzah, HM Busyro, Hermanto, dan Abraham Paul Liyanto di Pendapa Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Sabtu (6/9/2014).
Ja’far Hamzah mengatakan empat pilar ini merupakan pondasi yang diwariskan oleh para pendiri bangsa. Sosialisasi ini penting dilakukan karena merupakan upaya dari memperkuat pondasi yang telah menjadi roh atau jiwa bangsa tersebut.
Menurut politisi asal Bugis Makassar ini, merawat dan sekaligus memperkokoh pondasi jiwa bangsa ini sama pentingnya dengan pembangunan fisik Indonesia.
“Empat pilar bangsa ini penting untuk keberlangsungan nasib Indonesia. Termasuk efektif juga untuk menangkal faham ISIS atau berbagai potensi disintegrasi bangsa lainnya,” kata Ja’far, di Jepara, Sabtu (6/9/2014). Ia mencontohkan soal Pancasila yang memang digali dari nilai-nilai yang ada di Indonesia. Jika Pancasila dilupakan, maka sama saja dengan merongrong eksistensi Indonesia.
Contoh lainnya soal Bhineka Tunggal Ika yang menjadi simbol pemersatu perbedaan yang ada di masyarakat Indonesia yang majemuk karena terdiri dari berbagai suku, etnis, agama dan latar belakang yang berbeda-beda lainnya.
“UUD itu menjadi pedoman kita dalam menapaki perjalanan bangsa. Jika kita menyimpang dari UUD maka pijakan kita tidak akan kuat saat menghadapi berbagai perubahan dalam era globalisasi seperti sekarang ini,” tandasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Jepara Subroto mengatakan pihaknya sangat mendukung upaya sosialisasi empat pilar bangsa ini. Pemkab Jepara sendiri juga membuat berbagai langkah terobosan untuk menguatkan upaya tersebut. Mulai dari urusan pendidikan hingga penguatan ukir Jepara yang selama ini menjadi salah satu faktor penyumbang perekonomian daerah.
“Jadi upaya daerah dan pemerintah pusat sinkron dan tidak tumpang tindih,” tandasnya.