JEPARA – Sedikitnya sudah ada empat desa di Kabupaten Jepara yang mengalami kekeringan. Berdasarkan, peta wilayah kekeringan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), ada 47 desa dan kelurahan yang rawan kekeringan. Namun, anggaran yang disiapkan hanya Rp 24 juta.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Kusmiyanto menyatakan, hingga kini sudah ada empat laporan desa yang meminta untuk di droping air bersih. Yaitu Desa Kedung Malang, Kecamatan Kedung, Desa Tengguli, Kecamatan Bangsri, Desa Pendem Kecamatan Kembang, dan Desa Clering Kecamatan Donorojo.
”Surat permohonan droping ini ada yang sudah kami terima, ada juga yang didisposisi ke Perumda Tirto Jungporo karena sebagai pelanggan air di sana,” kata dia Jumat (28/8/2020).
Pihaknya menyebutkan, anggaran untuk droping air bersih memang tidak terpotong oleh refokusing anggaran penangan Covid 19. Namun, jika dihitung-hitung, anggaran Rp 24 juta itu hanya mampu untuk mendroping air ke beberapa desa selama sepekan.
Kusmiyanto menambahkan, saat ini sejumlah peralatan telah disiapkan, yaitu 35 tandon air ukuran 1.000 liter, dan truk tangki sebanyak dua unit dengan kapasitas 5 ribu liter. Untuk tetap bisa mendroping air, biasanya pemerintah mengandalkan bantuan dari CSR perusahaan-perusahaan yang ada serta dari pihak lainnya.
Pihaknya memperkirakan, wilayah yang mengalami kekeringan diperkirakan akan meluas. Hal ini melihat peta potensi kekeringan di Jepara yang mencapai 33 desa dan empat kelurahan. Adapun untuk masa kemarau dan kekurangan air diperkirakan akan berkurang dari tahun 2019 lalu.
”Tahun lalu, mulai awal Juli sudah ada permintaan droping. tahun ini di Minggu terakhir bulan Agustus baru ada pengajuan droping air,” terangnya. (JHI-FQ)