JEPARA – Masa pandemi yang berlangsung setidaknya sejak Maret lalu membuat aktivitas di bidang kesehatan ikut terganggu. Seperti Posyandu Kartini, Desa Surodadi, Kecamatan Kedung, yang beberapa bulan ini tidak aktif kini sudah kembali aktif melayani masyarakat.
Kepala Puskesmas Kedung 2 Suhadi mengatakan, program posyandu sempat terhenti kurang lebih selama empat bulan. Tepatnya sejak Maret 2020, saat pandemi Covid-19 masuk di Indonesia. Kini, Puskesmas Kedung 2 kembali mengaktifkan program pos pelayanan keluarga berencana – kesehatan terpadu (posyandu). Adaptasi kebiasaan baru (AKB) pun diterapkan dalam program yang sempat dihentikan sementara waktu akibat pandemi Covid-19 ini.
Posyandu Kartini ini sendiri menjadi percontohan sekaligus tahap awal pengaktifan kembali posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kedung 2. Suhadi menegaskan, Posyandu penting segera dibuka kembali. Sebab, jika tidak digiatkan kembali dimungkinkan bakal menimbulkan wabah lain.
“Dampaknya memang bukan sekarang, tapi beberapa tahun yang akan datang. Ini yang kami antisipasi,” ungkapnya, Selasa (25/8/2020).
Suhadi menambahkan, beberapa waktu lalu pihaknya telah berkonsultasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara terkait program posyandu di masa pandemi corona. Namun saat itu memang belum diizinkan untuk diaktifkan. Sebab, dikhawatirkan menimbulkan klaster baru. Apalagi, pada Juni-Juli grafik kasus Covid-19 di Kota Ukir sedang tinggi-tingginya.
“Sekarang sudah diperbolehkan. Tapi dengan penerapan AKB secara ketat,” paparnya.
Koordinator Posyandu Puskesmas Kedung 2 Nursiana Puspitaningtyas menambahkan, saat ini total ada 23 posyandu di wilayah kerjanya. Kembali diaktifkannya posyandu ini harus menerapkan prinsip AKB berupa 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta menjaga jarak.
“Semua pengunjung, baik ibu dan balita wajib memakai menerapkan 3M,” ungkap wanita yang juga Nutrisionis Pelaksana Lanjutan Puskesmas Kedung 2 ini.
Salah satu warga Aluna mengatakan, baru pertama kali mengikuti posyandu bagi anaknya yang berusia enam bulan. Sebab, sebelumnya ditiadakan akibat pandemi. “Baru pertama kali ikut karena sebelumnya diliburkan. Tadi anak saya diukur berat, tinggi, dan diberi vitamin,” katanya. (JHI-FQ)