Jepara – United Nation Educational, Scientific dan Cultural Organization ( UNESCO) menetapkan Kepulauan Karimunjawa Jepara Muria sebagai cagar biosfer pada akhir bulan lalu. Proses pengajuan cagar biosfer itu sudah dilakukan sejak tahun 2017 silam.
Hal itu dikatakan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara Farikha Elida, Rabu (4/11/2020). Diketahui, kepulauan Karimunjawa Jepara Muria ditetapkan oleh UNESCO sebagai cagar biosfer baru di Indonesia selain di Bunaken Tangkoko Minahasa dan di Merapi Merbabu.
“Pengajuan ini sudah sejak tahun 2017 lalu. Pengajuan proposal cagar biosfer dibantu oleh LIPI Prof. Purwanto,” kata Elida.
Elida menyatakan, beberapa tahun pihaknya menyiapkan proposal. Pada tahun pertama menyiapkan data dan konfirmasi ke LIPI. Tahun kedua bersama dengan LIPI mempresentasikan di hadapan Provinsi Jawa Tengah.
“Saya dibantu proposal, kami berdiskusi panjang lebar. Data yang diperlukan kita serahkan semuanya. Dan data itu banyak sekali. Itu tiga tahun, sekitar 2,5 tahun lah proses datanya,” imbuhnya.
Pihaknya mengungkapkan, penetapan sebagai cagar biosfer dilaksanakan pada sidang ke 32 ICC MAB UNESCO tahun 2020. Dalam sidang tersebut, UNESCO menetapkan 24 cagar biosfer baru di berbagai belahan dunia. Salah satunya di Kepulauan Karimunjawa.
Elida menjelaskan, dalam proses pengajuan itu terdapat sejumlah data dibutuhkan untuk mengusulkan wilayah Karimunjawa menjadi cagar biosfer baru di Indonesia. Di antaranya terkait dengan topografi, Rencana Tata Ruang Dan Wilayah (RTRW), hingga demografi nya. Menurutnya di Karimunjawa memilik luasan cagar biosfer 746.412,54 ha.
“Berbagai macam data itu, di antaranya data topografi, RTRW, demografi hingga tata letak,” ujar dia.
Elida pun menamai tidak hanya Karimunjawa saja. Melainkan Karimunjawa Jepara Muria. Hal tersebut dimaksud mengenalkan potensi Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Seperti ada Pulau Karimunjawa dan juga terdapat Gunung Muria.
“Memang Jepara ini unik, punya laut dan juga gunung. Gunungnya gunung muria. Kalau Karimunjawa itu kan salah satu kecamatan, kemudian kalau dunia Internasional Karimunjawa kan tidak pernah ada kaitannya sama Jepara. Makanya dinamai Karimunjawa Jepara Muria, bahwa itu (Karimunjawa) di Jepara, Gunung Muria di Jepara, kemudian dinamai dengan Karimunjawa Jepara Muria,” kata Elida.
Atas penetapan tersebut pun pihaknya akan berkoordinasi dengan Pemkab Jepara. Selain itu juga warga yang berada di kawasan Pulau Karimunjawa.
“Waktu dekat kita akan kembali rapat dengan LIPI atas tindak lanjut penetapan Karimunjawa menjadi cagar biosfer oleh UNESCO,” tandas Elida. (JHI-FQ)