JEPARA – Puluhan guru di SMPN 2 Jepara ribut saat didatangi Bupati Jepara Dian Kristiandi. Mereka yang hari ini tidak berangkat ke sekolah dicatat dan kemungkinan akan diberikan sanksi.
Saat memasuki area SMPN 2 Jepara, bupati langsung melihat aktivitas guru dan karyawan. Sejumlah ruangan disisir untuk memastikan para guru hadir. Namun, ternyata tidak seluruh guru hadir di sekolah. Padahal, saat ini pihak sekolah tidak sedang menerapkan Work From Home (WFH).
Untuk mendapatkan keterangan, bupati terpaksa meng-apelkan seluruh guru dan karyawan. Dari 69 guru dan karyawan yang bekerja di SMPN 2 Jepara itu, ternyata yang hadir hanya 22 orang. Tiga guru lainnya izin lantaran ada keperluan. Dan sisanya tidak hadir tanpa keterangan.
Melihat hal itu, Andi menyatakan akan memberikan sanksi kepada mereka yang tak hadir sesuai dengan aturan yang ada. Namun, sebelum itu, pihaknya meminta kepada kepala sekolah agar memberikan peringatan.
”Ini untuk semuanya saja (pegawai di seluruh Kabupaten Jepara, red), saya tekankan, pandemi jangan dijadikan alasan malas bekerja. Saya minta kepala sekolah memberikan peringatan. Kalau masih berlaku sama, akan kami beri sanksi sesuai aturan yang ada,” tegas Andi.
Dalam inspeksi mendadak (sidak) ini, Andi juga melihat kesiapan pihak sekolah dalam menjalankan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM). Diketahui, SMPN 2 Jepara ini menjadi satu-satunya SMP di Jepara yang menjalankan PTM pada 5 April mendatang.
Dari pantauan, sejumlah tempat cuci tangan memang disediakan di setiap depan kelas. Namun, rata-rata tidak berfungsi dengan baik. Bahkan, selain kotor, air juga tidak mengalir baik.
”Persiapan pelaksanaan tatap muka belum sempurna. Jadi kami harap pihak sekolah segera memperbaikinya,” kata Andi. (JHI/FQ)