JEPARA – Kekeringan dan kekurangan air bersih menghantui masyarakat Kabupaten Jepara dalam waktu dekat. Untuk itu, pemerintah sudah membuat sumber air sumur yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Diberitakan sebelumnya, sudah ada empat desa yang mengajukan droping air bersih kepada BPBD. Bukan hanya itu, BPBD bahkan sudah membuat peta wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan. Sebanyak 47 desa tercatat berpotensi mengalami kekeringan.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Jepara, Azhar Ekanto, menyatakan pada tahun ini pihaknya sudah membuat sumur untuk mengatasi kekeringan tersebut.
Azhar menyebutkan, pada tahun ini pihaknya tengah membuat 28 sumur di 12 Kecamatan. Yaitu Bangsri 1 titik, Kembang 5 titik, Donorojo 1 titik, Mayong 6 titik, Batealit 6 titik, Nalumasri 2 titik, Kalinyamatan 1 titik, Kedung 1 titik, Welahan 1 titik, Mlonggo 1 titik, dan Keling 3 titik.
Mestinya, kata Azhar, tahun ini akan dibangun 39 sumur dari program-program seperti Pamsimas, Hibah Air Minum Pedesaan (HAMP), Hibah Insentif Daerah, dan APBD. Namun, karena adanya pandemi covid-19 ini, 11 proyek diantaranya yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) .
”Untuk yang Pamsimas dan HAMP sudah sudah jadi. Masyarakat sudah bisa menggunakannya,” jelas Azhar (1/9/2020).
Azhar menjelaskan, selain berdasar pada maping daerah sumber air oleh Disperkim, pihaknya juga menggunakan dasar peta wilayah rawan kekeringan dari BPBD, dan maping potensi air bersih dari Badan Perencanaan Daerah (Bappeda).
Melalui sumur-sumur tersebut, pihaknya berharap kekeringan yang biasanya melanda sebagian wilayah Jepara bisa teratasi. ”Harapannya daerah yang tahun-tahun kemarin mengalami kekeringan, tahun ini sudah bisa mendapatkan air bersih. Meskipun di musim kemarau,” harp Azhar. (JHI-FQ)