Sering kita jumpai kesulitan yang dirasakan sebagian orang justru menjadi berkah bagi orang lain. Rupanya fenomana itulah yang dirasakan seorang tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (PHL TBPP) Desa Tulakan Kecamatan Donorojo Andi Kurniawan .
Andi melihat banyak petani di desanya menemukan kendala dalam aktifitas pertanian. Kendala itu bersumber dari alat penyemprot hama dengan sistem pompa alias konvensional.Selain membuat cepat merasakan capek, petani juga kerap kali dibuat kesulitan waktu alat itu tengah rusak. Sebab, orang yang membuka jasa reparasi alat penyemprot pompa sangat jarang ditemukan. Terlebih di kecamatan Donorojo yang lokasinya jauh dari perkotaan.
Kendala itu membuat Andi berpikir memecahkan solusi itu. akhirnya ia menciptakan alat penyemprot elektrik yang ia namakan sendiri dengan sebutan electric sprayer. Uniknya alat sprayer tersebut ia rancang dengan hampir seratus persen dari barang bekas.
Karena ia seorang penyuluh, ia tak sulit menemukan alat penyemprot hama yang sudah rusak. Mula-mula pompa penyemprot rusak itu ia bongkar dan mengambil bagian yang masih dapat digunakan kembali seperti tabung dan gagang penyemprot. Kemudian gagang penymprot ia pasangi kipas listrik di bagian ujung. Kipas tersebut kemudian disalurkan dengan komponen aki sebagai sumber energy listrik. Tabung juga ia pasangi tombol sakelar untuk menghidupkan motornya.
Setelah alat yang ia rancang jadi, Andi mengujicobakannya. Tombol sakelar dihidupkan, sekejap kipas berputar cepat. Kipas tersebut membuat cairan pestisida mengabut.
“Alat penyemprot generasi pertama itu memang sudah dapat meringankan kerja petani. Petani tak kecapekan memompa. Dengan alat itu, para petani tak perlu capek memompa, cukup dengan menekan sakelar dan memegang gagang penyemprot saja,” terang Andi Senin (29/09 ).
Namun, hasil semprotan kurang efektif karena mengabut. Kemudian, ia mencoba merancang kembali alatnya generasi ke dua. Yakni dengan memasang sebuah motor di letakkan di bagian pangkal tabung. Dengan motor itu, desakan air ke gagang penyemprot menjadi keras. Dengan begitu alat itu dapat bekerja seperti yang ia harapkan menyemprot tanaman secara efektif.
“Pada pameran teknologi lalu alat ini mendapatkan juara II. Dan juri langsung memesan alat penyemprot pada saya,” ucap Andi .
Andi tak menutup kemungkinan aka nada penyemprot listrik generasi III. Sebab, penataan aki masih kurang tepat. “Nanti akan saya rancang lagi agar aki-nya terletak dalam boks tersendiri sehingga tak terkena air pestisida,” imbuhnya.