Sekitar 20 persen desa di Kabupaten Jepara di Jawa Tengah mengalami kekeringan. itu tersebar di 7 Kecamatan yakni Kecamatan Nalumsari, Kecamatan Mayong, Kecamatan Welahan, Kecamatan Kalinyamatan, Kecamatan Pecangaan, Kecamatan Batealit, dan Kecamatan Tahunan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara, Lulus Suprayetno mengatakan, sebanyak 40 desa di tujuh kecamatan itu mesti mendapat pasokan air bersih untuk konsumsi. Lulus mengklaim telah mengirim 10 tanki setiap hari untuk memenuhi kebutuhan itu. Kekeringan semakin tahun semakin parah di sana karena air tanah sulit didapat.
lokasi kekeringan parah ada di Desa Raguklampitan, Kecamatan Batealit. Lokasi lain yang mengalami krisis air parah adalah Dukuh Rekesan, Desa Sowan Kidul, Kecamatan Kedung. Di lokasi ini, memang tidak ada mata airnya. Sehingga setiap tahunnya selalu mengalami krisis air bersih.
Sejumlah faktor memengaruhi kekeringan di Jepara. Pertama lantaran adanya sistem pemanasan global. Kedua, daerah tangkapan air di hutan Muria telah banyak pemukiman, serta pembukaan lahan hutan rakyat di lerengnya. “Ketiga, hanya wilayah-wilayah tertentu yang dapat diupayakan pengadaan air bawah tanah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jepara Lulus Suprayetno kemarin, Sabtu (09/06)
Lulus Suprayetno mengaku tidak dapaT memperkirakan kapan kekeringan akan berhenti. Untuk jangka panjang, BPBD Jepara mengajukan pembangunan 10 sumur berkedalaman lebih dari 500 meter. Setelahnya, sumur itu akan memasok air bersih ke warga melalui pipa.