JEPARA – Gubernur Jateng Ganjar Pranowo pada Kamis (19/1) melakukan kegiatan ” Gubernur Ganjar Pranowo Mengajar di SMA N 1 Mlonggo “.
Program Ganjar mengajar tersebut dilakukan, guna mengembalikan keceriaan dan semangat belajar kembali kepada siswa siswi SMA N 1 Mlonggo, usai mengalami kejadian Jumat (6/1) lalu. Yakni dikabarkan Kepala sekolahnya memberi hukuman fisik kepada puluhan siswa yang terlambat masuk sekolah dan menghukum siswa ditengah guyuran hujan deras hingga menyebabkan belasan siswanya pingsan dan musti dirawat dirumah sakit.
Menurut Ganjar, upaya pihak sekolah untuk mendisiplinkan siswa tidak harus melalui hukuman fisik.”Kami berpesan kepada bapak ibu guru agar belajar mengajarnya harus lebih baik dan anak-anak menjadi ceria. Sekali lagi, saya ingin mengembalikan suasana itu biar mereka yakin, percaya diri, dan konsentrasi,” tegasnya.
Selain itu, dalam kegiatan Ganjar mengajar pihaknya, mengajak para siswa untuk kembali mencintai kebudayaan Jawa. ” Sopo sing cinta kabudayan Jawa? Ayo maju.”tantang Ganjar kepada siswa SMA N 1 Mlonggo.
Dengan antusias dan percaya diri salah seorang siswi yakni Olivia maju menghampiri Ganjar dihadapan teman temannya dan dihadapan pejabat muspida.
“Kabudayan Jawa sing kudu diuri-uri apa contone? Coba crita karo konco-koncomu. Nganggo Basa Jawa lho ya,” tanya Ganjar kepada Olivia.
“Ada Basa Jawa, ada tembang Pak,” jawab Olivia dengan bahasa Indonesia. Dia mengaku tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Jawa karena kedua orang tuanya membiasakan berbahasa Indonesia ketika berkomunikasi di rumah.
“Apa sing paling kelingan saka tembang kui? Coba nembango. Coba buktike tresnamu karo kabudayan Jawa,” pinta Ganjar.
“Ada dandang gula, pocung, gambuh, maskumambang, pangkur, wijil. Tapi saya nggak bisa nembangnya Pak,” ujar Olivia malu-malu.
Ganjar pun menunjuk siswi lainnya, Ismiya Nur Atika, untuk nembang. Sembari mengingat syair, Ismiya berani nembang Gambuh di hadapan gubernur, guru, dan kawan-kawannya. Meski ada syair yang keliru, Ganjar mengapresiasi Ismiya yang tampil percaya diri. Menurutnya, generasi muda harus percaya diri karena hal itu adalah kunci kesuksesan.
“Nek kowe wani, kowe dadi pemenang,” tegas Ganjar.
Menurut Ganjar, kepercayaan diri siswa menentukan prestasi mereka. Kepercayaan diri itu dipupuk melalui proses belajar mengajar yang menyenangkan. Seperti praktik-praktik di kelas yang dikemas secara kreatif. Sehingga siswa berani mencoba dan mudah menyerap materi ajar.
“Sinau kuwi learning process. Learning process kuwi sing ora ngerti dadi ngerti. Sing ngerti dadi mahir. Mula sinau kuwi sing nyenengke. Sinau nek seneng kuwi langsung makjkeb, nyanthol. Tapi nek sinau ora seneng, sinaune menthal. Kula nderek titip bapak/ ibu guru, ngajar sing asyik. Sing nyenengke,” pesan Ganjar.